MALANG, SELEKTIFNEWS.COM -- Jauh berada di pedalaman Kalimantan Selatan tepatnya dilembah Pegunungan Meratus terdapat sebuah Desa bernama Aing Bantai, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tentunya seperti kisah klasik desa-desa pedalaman yang minim perhatian dan sentuhan pembangunan.
Untuk mencapainya, Desa Aing bantai berjarak sekitar 2 hari jalan kaki dari Desa Hinas Kiri, desa terakhir yang dicapai Mobil/sepeda motor.
Meski berada di pedalaman, Jelita, Pembakal (baca: Kepala Desa) memiliki semangat yang tinggi untuk membangun desanya. Bersama Lembaga Kajian Pelatihan Manajemen (LKPM) Indonesia melaksanakan kegiatan studi tiru ke desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur (9/11/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari itu melatih Kepala desa untuk meningkatkan pendapatan desa melalui Badan Usaha Milik Desa.
"Walaupun kami berada jauh di pedalaman, kami sangat senang jika diajak untuk berdiskusi, berlatih bagaimana agar desa kami bisa maju, berkembang seperti desa-desa yang ada di Kalimantan dan Indonesia,"ujar pembakal muda ini.
Ditambahkannya, desanya yang berpenduduk 130 KK ini minim fasilitas pendidikan sehingga dirinya antusias sekali mengikuti pelatihan yang diadakan LKPM Indonesia.
"Saya ini berjalan kaki 2 hari 2 malam untuk bisa keluar dari desa. Bagi kami pendidikan itu sangat penting, apalagi yang berhubungan untuk memajukan Sumber Daya Manusia di desa kami," tambahnya.
"Ucapan terimakasih kami buat LKPM Indonesia dan Dinas PMD Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang telah memberikan kami kesempatan ini. Saya berharap ilmu yang saya dapat ini akan di aplikasikan di desa, sehingga bermanfaat bagi warga kami," tutupnya.
Sementara itu, Abdullah Roni selaku ketua LKPM Indonesia saat ditemui di Malang menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan merupakan tanggungjawabnya sebagai lembaga yang mengedukasi desa-desa di Indonesia agar dapat berkembang dan sejahtera.
"Sebagai lembaga yang menyelenggarakan pelatihan, kami bertanggungjawab untuk mengajak teman-teman di desa untuk bisa keluar melihat perkembangan desa yang sudah maju. Contohnya melihat dan belajar dari desa Pujon Kidul yang telah memiliki aset dan omset sampai milyaran setiap tahunnya. Kami berharap semoga ilmu yang didapat bisa di implementasikan di desa masing-masing dan berdampak bagi warga desa," ujar Roni.