-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Bekas Pos Pelayanan Kesehatan Pasar Kayuagung Diduga Jadi Tempat Mesum, Pedagang Resah

Redaksi
Kamis, 11 September 2025, September 11, 2025 WIB Last Updated 2025-09-11T12:29:50Z

 


OKI, SelektifNews.com – Semenjak dilantik sekitar tujuh bulan lalu, Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Muchendi–Supriyanto mulai berbenah dalam berbagai sektor, baik infrastruktur maupun penataan kawasan publik. Salah satu perhatian utama pemerintah kabupaten adalah penataan Pasar Kayuagung yang kini terlihat lebih rapi, bersih, dengan penataan jalan dan area parkir yang lebih tertata. Pedagang juga mulai diatur sesuai dengan jenis dagangannya.


Namun, di balik perbaikan tersebut, kondisi di depan Shopping Center Kayuagung justru menyisakan masalah. Masih berdiri bangunan bekas Pos Pelayanan Kesehatan Pasar dan bekas Pos Lantas yang sudah tidak terawat. Kedua bangunan terbengkalai itu menimbulkan kesan kumuh, dan lebih parah lagi, menurut informasi dari sejumlah pedagang, lokasi tersebut pada malam hari diduga kerap digunakan sebagai tempat mesum oleh gelandangan dan anak punk yang berkeliaran di area pasar.


Seorang pedagang pasar yang enggan disebutkan namanya mengaku sering melihat aktivitas mencurigakan di sekitar bangunan tersebut. “Kalau malam, banyak gelandangan dan anak punk berkumpul di situ. Kadang mereka bikin gaduh, bahkan ada yang diduga melakukan perbuatan tidak senonoh. Kami jadi resah,” ungkapnya. Kondisi ini, menurut para pedagang, mencoreng wajah Pasar Kayuagung yang sedang gencar dibenahi pemerintah daerah.


Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten OKI, Ir. Syahrul, M.Si, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya pada Kamis (11/9/2025) membenarkan bahwa bangunan bekas Pos Kesehatan Pasar dan Pos Lantas itu memang sudah tidak digunakan lagi. Ia menegaskan, keberadaan bangunan terbengkalai itu membuat kawasan pasar terlihat kumuh sehingga pihaknya memutuskan untuk segera melakukan pembongkaran. “Hari ini juga akan kita bongkar dan kita ratakan,” tegasnya.



Lebih lanjut, Syahrul menyampaikan bahwa untuk penertiban anak punk dan gelandangan yang sering meresahkan di Pasar Kayuagung, pihak Dinas Perdagangan tidak bisa bekerja sendiri. “Kami harus bekerja sama dengan Satpol PP, Dinas Sosial, dan pihak kepolisian agar kondisi pasar tetap kondusif dan nyaman bagi pedagang maupun pengunjung,” ujarnya.


Selain masalah bangunan kumuh dan keamanan pasar, pedagang juga mengeluhkan biaya sewa kios dan los yang dinilai terlalu besar dan bervariatif. Seorang pedagang berinisial HS mengaku keberatan dengan tarif sewa yang mencapai Rp2 juta untuk pedagang emperan dan hingga Rp10 juta untuk los. “Bayaran di sini sangat tidak merata, yang di atas murah, tapi yang di bawah mahal. Ini memberatkan kami,” keluhnya saat dihubungi melalui WhatsApp.


Keluhan pedagang tidak berhenti di situ. Mereka juga mengaku masih harus menanggung tambahan biaya lain, seperti uang keamanan sebesar Rp20 ribu dan biaya kunci sebesar Rp10 ribu. Menurut mereka, hal ini semakin membebani, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Para pedagang berharap pemerintah daerah dapat meninjau ulang kebijakan retribusi pasar agar lebih adil dan transparan.


Dengan adanya penertiban dan pembongkaran bangunan terbengkalai tersebut, pedagang berharap kawasan Pasar Kayuagung benar-benar bersih, aman, dan nyaman. Mereka juga menunggu langkah nyata dari pemerintah daerah untuk mendengar aspirasi para pedagang terkait biaya sewa, sehingga Pasar Kayuagung tidak hanya menjadi lebih tertata dari sisi fisik, tetapi juga memberikan rasa keadilan bagi seluruh pelaku usaha di dalamnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini