Medan, Selektifnews.com – Masyarakat pengguna bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Jalan Kapten Muslim, Medan, mengeluhkan praktik pengisian jerigen di SPBU 14.201.111 yang berada tepat di samping Millennium. Dugaan kecurangan ini viral di media sosial setelah akun TikTok @SalsabilaAska mengunggah keluhan terkait perlakuan istimewa terhadap konsumen jerigen yang dilayani tanpa antrian. Kondisi tersebut menimbulkan keresahan karena masyarakat umum harus rela mengantri panjang, sementara jerigen justru dilayani terlebih dahulu.
Sejumlah konsumen menuding operator SPBU tersebut sengaja memprioritaskan pengisian jerigen skala besar. Mereka menilai tindakan itu tidak hanya melanggar aturan Pertamina, tetapi juga merugikan pengguna BBM yang datang dengan kendaraan pribadi. Dalam unggahan yang beredar, disebutkan bahwa praktik ini dilakukan berulang kali setiap hari, seolah sudah menjadi kebiasaan yang dibiarkan begitu saja.
Bahkan, dalam laporan warganet, operator SPBU diduga bermain curang dengan alasan persediaan Pertamax sering kosong. Namun, kecurigaan warga menguat karena saat konsumen hendak mengisi Pertamax, operator justru menyarankan beralih ke Pertalite. Dugaan lainnya, ada kemungkinan Pertamax yang tersedia sudah dicampur dengan Pertalite, sehingga menimbulkan pertanyaan serius soal keaslian kualitas BBM yang dijual.
“Sudah banyak konsumen komplain gara-gara jerigen ini. Mereka seenaknya nyelonong tanpa antrian, sementara kami harus tunggu lama. Tolong pihak Pertamina dan aparat segera tindak tegas,” tulis akun @SalsabilaAska dalam unggahannya. Beberapa konsumen juga menyebut adanya keterlibatan oknum operator yang selalu bertugas di pompa tertentu dan terlihat rutin melayani jerigen.
Keluhan serupa juga datang dari akun Facebook Ester Apri Monica Sitanggang, yang menceritakan pengalaman langsung saat mengisi BBM di SPBU Kapten Muslim. Ia mengaku memesan pengisian Rp20.000, namun saat mengecek monitor, ternyata karyawan hanya mengisi Rp15.000. “Saya tanyakan kenapa hanya Rp15.000, sementara saya sudah minta isi Rp20.000. Ini jelas merugikan konsumen,” tulisnya dalam unggahan tersebut. Kejadian itu semakin memperkuat dugaan adanya praktik kecurangan yang merugikan masyarakat.
Pengisian BBM menggunakan jerigen sebenarnya diatur ketat oleh Pertamina. Pengisian hanya diperbolehkan menggunakan jerigen khusus yang berstandar SNI, serta harus mengantongi izin resmi. Namun, praktik yang terjadi di SPBU 14.201.111 Kapten Muslim diduga tidak sesuai prosedur, karena jerigen skala besar dilayani setiap hari dalam jumlah banyak. Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan adanya permainan untuk memperkaya diri sendiri dengan cara melanggar aturan.
Selain merugikan konsumen reguler, praktik tersebut juga menimbulkan potensi bahaya. Penggunaan jerigen yang tidak sesuai standar bisa memicu kebakaran atau ledakan, apalagi jika dilakukan dalam jumlah besar. Warga meminta Pertamina segera mengecek kondisi SPBU tersebut, termasuk memeriksa rekaman CCTV dan kualitas BBM yang dijual untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan yang merugikan masyarakat luas.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan pihak manajemen SPBU 14.201.111 belum berhasil dimintai keterangan terkait viralnya unggahan akun TikTok @SalsabilaAska dan akun Facebook Ester Apri Monica Sitanggang.
Kasus ini mendapat perhatian serius karena dikhawatirkan menjadi praktik terstruktur yang sudah berlangsung lama. Konsumen berharap aparat kepolisian, khususnya Polsek Helvetia, segera turun tangan menyelidiki dugaan permainan operator SPBU. Mereka juga mendesak Pertamina mengambil langkah tegas berupa sanksi, bahkan pencabutan izin operasional jika terbukti ada pelanggaran berat. Kini, publik menanti keseriusan Pertamina dan aparat hukum dalam menindak dugaan penyimpangan di SPBU 14.201.111 Kapten Muslim agar kepercayaan masyarakat tidak semakin luntur.