-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Tragedi Kematian Bayi di RSBT Pangkalpinang, Publik Pertanyakan Kesigapan Layanan Medis

Redaksi
Selasa, 02 September 2025, September 02, 2025 WIB Last Updated 2025-09-02T15:54:15Z


BANGKA BELITUNG, SELEKTIFNEWS.COM – Tangisan pilu seorang ibu di Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Pangkalpinang, Selasa (2/9/2025), menjadi potret getir dunia pelayanan kesehatan di Bangka Belitung. 


Bayi laki-laki  yang baru berusia 11 bulan meninggal dunia setelah mendapat perawatan, namun keluarga menuding pihak rumah sakit tidak sigap dalam memberikan pertolongan.


Dalam sebuah rekaman video yang beredar luas, sang ibu tampak histeris memeluk jasad anaknya. Dengan suara penuh amarah bercampur duka, ia menuduh para perawat di RSBT lalai saat dirinya berulang kali meminta pertolongan.


“Kalian sengaja tidak menghiraukan waktu saya panggil. Tidak satu pun yang datang, perawat rumah sakit ini, saat saya perlukan. Sudah berkali-kali saya pencet tombol itu, tapi tak ada yang datang. Apa gunanya tombol darurat kalau tidak ada yang datang?” teriak sang ibu dalam video tersebut.


Kesaksian langsung dari ibu korban pun menambah pilu suasana. Ia menjelaskan, anaknya hanya mengalami diare dan demam sebelum dibawa ke rumah sakit. Namun, menurutnya penanganan yang diberikan tidak maksimal.


“Semalaman aku masuk rumah sakit. Anak cuma berak-berak, mencret. Sudah itu dibawa ke ruangan. Impusnya lepas, ku minta pasang, tapi tak dipasang sama mereka. Malam-malam panas tinggi, ku panggil perawat, ku pencet tombol darurat, tapi tak ada yang datang. Tidak siapa ngerti anakku,” ucapnya dengan suara terbata.


Suasana duka di ruang perawatan pun semakin mencekam. Tangis keluarga dan kerabat mengiringi kepergian bayi malang itu. Video dan kesaksian tersebut menyebar cepat melalui media sosial, memicu gelombang kecaman publik terhadap dugaan kelalaian rumah sakit.


Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen RSBT Pangkalpinang belum memberikan keterangan resmi. 


Upaya wartawan untuk menghubungi pihak rumah sakit guna mengonfirmasi kronologi dan klarifikasi masih dilakukan.


Tragedi ini menjadi sorotan luas di tengah tingginya harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang sigap, terutama bagi pasien anak dalam kondisi kritis. 


Publik mendesak instansi terkait, baik Dinas Kesehatan maupun lembaga pengawas medis, turun tangan mengusut dugaan kelalaian tersebut.


Pengamat kesehatan di Bangka Belitung menilai, kasus ini harus menjadi momentum evaluasi serius terhadap standar pelayanan di rumah sakit. 


“Kesigapan perawat dalam merespons panggilan darurat adalah hal mendasar. Jika benar ada keterlambatan atau kelalaian, ini bukan sekadar kasus biasa, tapi menyangkut nyawa manusia yang bisa diselamatkan,” ujar salah satu pengamat kesehatan saat dimintai tanggapan.


Kematian bayi 11 bulan di RSBT Pangkalpinang bukan hanya tragedi bagi keluarga korban, melainkan juga tamparan keras bagi sistem pelayanan kesehatan di daerah. 


Masyarakat berharap kejadian ini tidak berlalu begitu saja, melainkan menjadi titik balik untuk memastikan bahwa setiap pasien, terutama anak-anak, mendapat perhatian penuh tanpa menunggu nyawa melayang.


Kasus ini meninggalkan pesan mendalam: rumah sakit bukan hanya tempat berobat, tetapi juga benteng terakhir bagi harapan hidup. 


Dan ketika benteng itu runtuh karena kelalaian, maka yang tersisa hanyalah luka, tangisan, dan kehilangan yang tak tergantikan. (Faras Prakasa/KBO Babel)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+