![]() |
Foto: Tokoh Masyarakat Bangka Belitung yang juga sekaligus Ketua Pembina Utama Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Letkol (Purn) Faisal Madani |
TANJUNGPANDAN, SELEKTIFNEWS.COM — Tokoh masyarakat Kepulauan Bangka Belitung sekaligus Ketua Pembina Utama Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Babel, Letkol (Purn) Faisal Madani, angkat bicara terkait aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di kantor PT Timah Tbk, Senin (6/10/2025).
Dalam pernyataannya di Markas Komando PPIR, Jalan Sabar 10, Tanjungpandan, Selasa (7/10/2025), Faisal menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan penambang rakyat.
Ia menilai aksi tersebut telah mencoreng citra daerah dan menimbulkan kerugian negara akibat perusakan fasilitas PT Timah yang merupakan aset negara.
“Aksi demo seharusnya menjadi wadah penyampaian aspirasi dengan damai, bukan dengan cara-cara merusak,” tegas mantan Dandim 0414 Belitung itu.
Faisal menyampaikan tiga poin penting terkait insiden tersebut.
Pertama, ia mempertanyakan keaslian massa yang ikut dalam aksi. Faisal khawatir sebagian peserta bukanlah penambang lokal, melainkan pihak luar yang memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadi.
“Jangan sampai aksi seperti ini merusak nama baik Bangka Belitung,” ujarnya.
Kedua, Faisal menyesalkan adanya pengrusakan terhadap fasilitas perusahaan. Ia menilai tindakan tersebut mencederai semangat demokrasi dan tidak menghormati aparat keamanan yang telah berupaya menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.
Ketiga, ia menyoroti tuntutan penyesuaian harga timah yang diusung oleh massa. Menurutnya, kebijakan tata kelola dan harga timah tidak boleh ditentukan sepihak.
Faisal mengusulkan agar *seluruh pelaku tambang rakyat dan swasta wajib menjual hasil timahnya ke PT Timah Tbk*, dengan sistem koperasi dan kesepakatan bersama antara perusahaan, pemerintah, penambang, dan tokoh masyarakat.
“Kita perlu duduk bersama mencari solusi yang adil dan menguntungkan semua pihak, karena provinsi ini terdiri dari dua pulau besar — Bangka dan Belitung,” ujarnya.
Faisal juga menegaskan bahwa pelaku pengrusakan harus diproses hukum secara tegas, termasuk mengusut *aktor intelektual atau pihak yang membiayai aksi tersebut*.
Ia meminta aparat penegak hukum — mulai dari Gubernur, Kapolda, Danrem, hingga Kajati Babel — untuk bertindak komprehensif dan tidak menganggap persoalan ini telah selesai.
“Kalau masalah ini tidak dituntaskan, akan muncul masalah baru. Tujuan kita sama — menjaga Bangka Belitung agar tetap aman, tenteram, dan masyarakatnya sejahtera,” kata Faisal.
Lebih jauh, Faisal menyerukan agar masyarakat Bangka Belitung mendapat porsi yang lebih adil dari kekayaan sumber daya alam timah. Ia mendorong pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk memperjuangkan *royalti sebesar minimal 10 persen* bagi daerah penghasil, agar masyarakat dapat merasakan manfaat ekonomi dari potensi tambang yang selama ini menjadi kebanggaan Babel.
“Kekayaan timah ini harus menjadi berkah bagi masyarakat kita, bukan hanya dinikmati oleh segelintir pihak. Masyarakat Bangka Belitung tidak boleh hanya jadi penonton,” tegasnya.
Dengan nada tegas namun penuh keprihatinan, Faisal Madani menutup pernyataannya dengan menyerukan agar semua pihak menjaga kondusivitas daerah dan menolak provokasi yang berpotensi memecah belah masyarakat.
“Kita semua cinta Bangka Belitung. Mari jaga negeri ini agar tetap damai dan berdaulat atas sumber daya alamnya,” pungkasnya. (Mung Harsanto/KBO Babel)