-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

GEMBARA Gelar Aksi Damai di DPRD dan Kantor Bupati Batu Bara, Soroti Proyek Mangkrak hingga Infrastruktur Membahayakan Warga

Redaksi
Selasa, 16 Desember 2025, Desember 16, 2025 WIB Last Updated 2025-12-16T09:43:56Z


Batu Bara, Selektifnews.com — Gerakan Mahasiswa bersama Rakyat Batu Bara (GEMBARA) menggelar aksi demonstrasi damai di Kantor DPRD Kabupaten Batu Bara dan Kantor Bupati Batu Bara. Aksi tersebut merupakan bentuk pernyataan sikap tegas atas dugaan kelalaian serius dalam pelaksanaan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur yang dinilai merugikan masyarakat, khususnya para petani di beberapa wilayah Kabupaten Batu Bara.


Dalam orasinya, Ketua GEMBARA Muhammad Yusri menegaskan bahwa aksi yang dilakukan merupakan bentuk kepedulian nyata terhadap kampung halaman yang dinilai telah dirusak oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. “Aksi kami ini aksi damai dan aksi ini tanda keseriusan kami untuk kampung halaman kami yang dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya di hadapan massa aksi.


Salah satu tuntutan utama GEMBARA adalah terkait proyek Bendungan Cinta Maju di Sungai Dalu-Dalu, Desa Pematang Panjang, Kecamatan Air Putih, yang diduga mangkrak selama tiga tahun. Berdasarkan temuan di lapangan, perbaikan bendungan tersebut tidak kunjung diselesaikan sehingga mengakibatkan kekurangan pasokan air yang signifikan bagi petani. Kondisi ini berdampak langsung pada hasil pertanian dan mata pencaharian warga setempat.


Atas persoalan tersebut, GEMBARA mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan perbaikan dan menyelesaikan proyek Bendungan Cinta Maju dengan tenggat waktu yang jelas. Selain itu, massa aksi juga menuntut dilakukannya audit investigatif terhadap penggunaan anggaran dan pelaksanaan proyek dalam tiga tahun terakhir, serta meminta pertanggungjawaban atas kerugian yang dialami para petani.



Persoalan kedua yang disoroti adalah pembangunan jembatan penghubung antara Desa Dahari Indah dan Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi. Jembatan yang telah dibangun atau diperbaiki tersebut dinilai tidak layak dan sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan. Bahkan, menurut GEMBARA, telah terjadi sejumlah korban akibat kondisi jembatan yang tidak memenuhi standar keamanan konstruksi.


GEMBARA menuntut agar dilakukan evaluasi teknis secara menyeluruh serta penutupan sementara jembatan tersebut hingga perbaikan total dilakukan. Mereka juga mendesak pihak pelaksana dan pengawas proyek untuk bertanggung jawab atas rendahnya kualitas pembangunan yang berpotensi merenggut nyawa masyarakat.


Selain itu, massa aksi juga mengangkat persoalan kerusakan tanggul pintu air di Dusun III, Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir. Kerusakan tersebut menyebabkan intrusi air asin ke lahan pertanian serta banjir yang kerap berulang, sehingga menimbulkan kerugian besar bagi warga dan petani di wilayah pesisir tersebut. GEMBARA mendesak agar dilakukan perbaikan permanen guna mencegah bencana serupa terus terulang.


Dalam orasi lanjutan, Jumarik selaku perwakilan GEMBARA menyampaikan pesan tegas dengan mengutip kalimat, “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan.” Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Batu Bara dan pihak kontraktor pelaksana proyek untuk segera mengambil langkah korektif, menyelesaikan proyek-proyek mangkrak, serta mempertanggungjawabkan seluruh dugaan kelalaian yang membahayakan keselamatan publik. Senada dengan itu, Al-Amin memperingatkan bahwa jika aspirasi tidak ditindaklanjuti secara serius, GEMBARA akan menggelar aksi yang lebih besar, sementara Ridho Hamdani menegaskan, “Kalau memang pihak yang terkait tidak mampu bekerja dalam tugasnya, mundur saja dari jabatannya.”

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+