OKI, SELEKTIFNEWS.COM -- Pasar sebagai pusat perekonomian rakyat semestinya mampu menghadirkan suasana aman, tertib, bersih, dan nyaman. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pembenahan Pasar Kayuagung terus dilakukan sejak kepemimpinan Bupati Muchendi – Supriyanto dimulai tujuh bulan lalu. Penataan pedagang yang lebih teratur serta area parkir yang kini rapi menjadi bukti upaya pemerintah daerah dalam menciptakan pasar yang lebih kondusif.
Namun, perbaikan tersebut belum sepenuhnya menjawab kebutuhan para pedagang maupun pembeli. Kondisi di kawasan Shopping Center, salah satu pusat perdagangan di Kayuagung, masih jauh dari kata ideal. Bagian dalam dan luar gedung terkesan kumuh, bahkan jalan di sisi samping menyempit akibat kios-kios yang berdempetan. Situasi diperburuk oleh pedagang yang menaruh dagangan hingga ke bahu jalan, sehingga menambah kesemrawutan di area sekitar.
Masalah paling mencolok terlihat pada fasilitas keamanan. Pintu rolling door Shopping Center sudah dalam kondisi rusak parah akibat termakan usia. Bagi para pedagang, kerusakan ini menimbulkan rasa khawatir ketika meninggalkan barang dagangan pada malam hari. Meski ada petugas keamanan yang berjaga, kondisi pintu yang tidak layak jelas memperbesar potensi terjadinya pencurian.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten OKI, Ir. Syahrul, M.Si., saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/9), mengakui kerusakan pintu tersebut. Ia menyebutkan, biaya perbaikan atau penggantian pintu rolling door diperkirakan mencapai Rp6 juta hingga Rp8 juta per unit. “Kami akan berupaya menganggarkan melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun 2025, mengingat tahun ini belum tersedia dana yang cukup,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pengelola Pasar Kayuagung, Irlansyah Makmun, S.Sos., menuturkan bahwa masalah kerusakan pintu sudah ada jauh sebelum dirinya menjabat pada 2023. Menurutnya, sudah enam kali pihak UPTD mengajukan usulan perbaikan ke Dinas Perdagangan, namun belum ada realisasi hingga saat ini. “Dinas beralasan tidak memiliki anggaran. Padahal, UPTD sebagai ujung tombak pengelolaan pasar seharusnya didukung penuh,” ungkapnya pada Jumat (12/9).
Lebih lanjut, Irlansyah juga mengeluhkan minimnya dukungan anggaran operasional. Bahkan, untuk kebutuhan dasar seperti Alat Tulis Kantor (ATK) pun tidak diberikan. Ia menilai, kondisi ini menunjukkan lemahnya perhatian pemerintah daerah terhadap pengelolaan pasar yang seharusnya menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). “Seharusnya Bappeda dan BPKAD dapat mencarikan solusi terbaik agar masalah ini tidak berlarut,” tegasnya.
Para pedagang pun berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata. Menurut mereka, jika pintu rolling door terus dibiarkan rusak, risiko kehilangan barang dagangan semakin tinggi. Selain itu, wajah pasar yang kumuh dan tidak terawat akan berdampak pada menurunnya minat masyarakat untuk berbelanja, sehingga merugikan pedagang kecil yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas pasar.
Dengan kondisi defisit anggaran yang dihadapi, tantangan pemerintah Kabupaten OKI ke depan adalah menyeimbangkan antara kebutuhan pembenahan infrastruktur pasar dengan keterbatasan dana. Meski demikian, masyarakat menaruh harapan besar agar pemerintah segera menemukan terobosan, sehingga Shopping Center Kayuagung dapat kembali menjadi pusat perdagangan yang aman, nyaman, dan layak bagi semua pihak.










