Pangkalpinang, Selektifnews.com -- Suasana haru menyelimuti ruang redaksi KBO Babel, Kamis (22/5/2025), saat Susi Damayanti, istri dari Plt Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sihono Widodo, menyampaikan klarifikasi atas tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam pengaturan proyek di lingkungan dinas suaminya. Kamis (22/5/2025).
Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, Susi membantah keras seluruh tuduhan yang dialamatkan padanya.
“Saya datang ke sini karena merasa sangat dirugikan oleh pemberitaan yang tidak berdasar itu. Saya tegaskan, saya tidak pernah ikut campur dalam urusan kantor suami saya, apalagi sampai mengatur proyek. Itu semua tidak benar,” ujarnya tegas, seraya menahan emosi.
Susi mengungkapkan bahwa isu tersebut tidak hanya mencoreng nama baiknya, namun juga mengguncang kondisi psikologis keluarganya, terutama anak-anak mereka.
Ia menyebut anak-anaknya mulai terganggu secara emosional, bahkan keluarga besar ikut merasa malu atas kabar yang tidak jelas asal-usulnya.
“Sebagai seorang istri dan ibu, saya sangat terpukul. Anak-anak saya terganggu, keluarga besar kami ikut terseret dan merasa malu. Padahal saya sama sekali tidak tahu-menahu soal proyek atau apa pun yang dituduhkan itu,” ucapnya lirih.
Susi merasa namanya dikaitkan secara tidak adil hanya karena statusnya sebagai istri seorang pejabat.
Ia menekankan bahwa dirinya tidak pernah sekalipun mencampuri urusan kedinasan suaminya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Saya punya kehidupan sendiri. Saya bukan orang yang terlibat di dunia proyek. Tolong jangan kaitkan saya dengan sesuatu yang bukan urusan saya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Susi mengingatkan agar media dan masyarakat umum tidak langsung percaya terhadap informasi yang belum terverifikasi.
Ia menilai bahwa pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta dapat menjadi sumber kerusakan reputasi dan kehancuran mental bagi banyak keluarga.
“Saya mohon kepada media dan publik, berhentilah menyebarkan informasi yang belum tentu benar. Kami juga manusia, punya keluarga dan anak-anak yang harus kami lindungi,” ujarnya penuh harap.
Ia berharap klarifikasi yang disampaikannya ini dapat menjadi penyeimbang dari narasi yang telah berkembang dan merugikan pihaknya.
Di akhir pernyataannya, Susi kembali meminta publik untuk tidak menarik dirinya dalam pusaran isu yang tidak berdasar.
“Saya mohon, jangan libatkan saya dalam sesuatu yang bukan menjadi bagian saya. Ini sudah sangat menyakitkan,” tutupnya.
Klarifikasi Susi menjadi potret nyata dampak dari pemberitaan yang tidak akurat.
Ia hadir bukan hanya sebagai istri seorang pejabat, tetapi sebagai seorang ibu yang mencoba melindungi keluarganya dari luka sosial yang terus menganga.
Klarifikasi ini diharapkan dapat membuka ruang keadilan dan kebenaran di tengah derasnya informasi yang kerap kali kabur batasnya antara fakta dan asumsi. (KBO Babel)