-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Warga Serbelawan Gelar HUT RI ke-80 dengan Meriah Meski Tanpa Dukungan Camat dan Pangulu

Redaksi
Minggu, 17 Agustus 2025, Agustus 17, 2025 WIB Last Updated 2025-08-17T16:57:26Z
Panitia berfoto bersama usai kegiatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Lapangan Dobana Serbelawan, Kecamatan Dolok Batunanggar, Minggu (17/8/2025)

Simalungun, Selektifnews.com – Semangat kemerdekaan kembali membara di tengah keterbatasan. Walaupun tanpa dukungan sedikitpun dari Camat, Pangulu, hingga para pemangku kepentingan lainnya, warga Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, sukses menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Dobana, Minggu (17/8/2025).


Suasana perayaan berlangsung meriah. Berbagai lomba tradisional seperti panjat pinang, tarik tambang, hingga makan pisang, berhasil menyulut tawa riang dan kebersamaan masyarakat. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tumpah ruah di lapangan, seolah ingin membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tidak bisa dipadamkan hanya karena minimnya perhatian pemerintah setempat.


April, selaku Ketua Panitia, dengan nada getir menceritakan bahwa dirinya bersama kawan-kawan panitia sudah berulang kali mendatangi pihak Camat, Pangulu, bahkan Kapolsek dan Koramil. Namun, kata April, tak satu pun dari mereka yang menunjukkan kepedulian, apalagi memberikan sumbangan untuk kegiatan warga. “Kami sudah mengetuk semua pintu, tapi hasilnya nihil. Rasanya seperti dibiarkan berjuang sendiri,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.


Meski kecewa, April dan panitia tidak menyerah. Mereka memilih untuk bergandengan tangan dengan masyarakat. Dukungan warga pun mengalir, baik berupa tenaga maupun dana, hingga terkumpul cukup untuk membiayai seluruh rangkaian acara. “Alhamdulillah, justru masyarakatlah yang menjadi penopang semangat kami. Tanpa mereka, acara ini mungkin tidak akan pernah terwujud,” tambah April penuh haru.



Hal senada disampaikan Rey dan Alya, dua panitia muda yang turut menanggung beban perjuangan. Mereka menuturkan rasa kecewa mendalam terhadap perangkat kecamatan dan stakeholder yang dinilai telah menutup mata. “Sungguh ironis, di saat rakyat ingin merayakan hari bersejarah bangsa, pejabat yang seharusnya menjadi contoh malah absen. Tapi justru inilah bukti bahwa rakyat bisa mandiri tanpa harus bergantung pada mereka,” tegas Rey, disambut anggukan Alya.


Meski tanpa kehadiran pejabat, antusiasme masyarakat sama sekali tidak surut. Sorak-sorai anak-anak yang berebut hadiah, tawa para ibu yang ikut mendukung, serta semangat kaum bapak yang beradu kekuatan di lomba tarik tambang, seolah menjadi tamparan keras bagi para pemangku jabatan yang tak sudi hadir. Warga bahkan menyebut perayaan kali ini terasa lebih murni dan penuh kebersamaan, karena digerakkan langsung oleh rakyat.


Di balik kemeriahan itu, terselip kritik tajam dari masyarakat. Banyak yang menilai ketidakpedulian camat, pangulu, hingga stakeholder lainnya mencerminkan buruknya kepemimpinan dan lemahnya rasa tanggung jawab terhadap rakyat. “Kalau untuk pencitraan dan foto-foto mereka selalu mau tampil, tapi untuk rakyat, mereka tak ada. Kami catat ini baik-baik,” ujar seorang warga dengan nada kesal.


Akhirnya, peringatan HUT RI ke-80 di Serbelawan bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap sikap acuh pejabatnya. Warga membuktikan bahwa semangat 17 Agustus bukan milik pejabat, melainkan milik rakyat yang masih setia menjaga api kemerdekaan. Dengan penuh haru, masyarakat berjanji bahwa tahun depan mereka akan kembali merayakan dengan lebih besar lagi—walaupun tetap tanpa dukungan dari pihak berwenang.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+