![]() |
Anggota DPRD Pematangsiantar Dari PAN Nurlela Sikumbang tertangkap kamera sedang tertidur saat rapat |
Pematangsiantar, Selektifnews.com – Dunia politik Kota Pematangsiantar kembali tercoreng. Seorang anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN), Nurlela Sikumbang, yang juga duduk di Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar, kedapatan tertidur pulas saat rapat resmi berlangsung di gedung wakil rakyat. Pemandangan memalukan ini sontak memicu sorotan publik, terutama dari kalangan mahasiswa yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap mandat rakyat.
Randa, Koordinator Wilayah I Ikatan Senat Mahasiswa Indonesia (Ismei) Sumut–Aceh, melontarkan kritik keras. Menurutnya, tindakan tertidur saat rapat memperlihatkan rendahnya profesionalisme dan etika politik dari seorang pejabat publik. “Mandat rakyat itu harus dijalankan dengan penuh pengabdian, bukan malah tidur di ruang sidang. Apalagi rapat itu dihadiri langsung oleh perwakilan Pemerintah Kota, ini jelas mencoreng nama baik DPRD,” tegas Randa.
Rapat komisi sejatinya menjadi forum penting bagi anggota dewan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dan membahas persoalan kesejahteraan sosial di Pematangsiantar. Namun, insiden “anggota tidur” ini seolah memperlihatkan betapa rendahnya kesadaran sebagian wakil rakyat terhadap amanah yang mereka emban. “Rakyat datang ke TPS memilih, tapi yang dipilih malah tidur di kursi empuk. Sungguh memalukan,” lanjut Randa dengan nada sinis.
Mahasiswa yang tergabung dalam Ismei mengingatkan bahwa belakangan ini gelombang aksi mahasiswa dan masyarakat di berbagai daerah, termasuk Pematangsiantar, menuntut wakil rakyat agar lebih peka, transparan, dan serius dalam bekerja. Namun kenyataannya, bukannya memperjuangkan nasib rakyat, malah muncul fenomena “tukang tidur” di parlemen. “Kalau sebelumnya kita dengar ada tukang pukul di DPR, sekarang ada juga tukang tidur. Ini sudah kebablasan,” sindir Randa.
Menurut Randa, tindakan Nurlela Sikumbang bukan hanya kesalahan pribadi, melainkan cerminan budaya permisif yang kian mengakar di lembaga legislatif. Ia menilai DPRD Pematangsiantar mulai kehilangan wibawa dan citra di mata publik karena kerap mempertontonkan perilaku yang tidak pantas. “Harusnya belajar dari situasi bangsa hari ini, banyak mahasiswa turun ke jalan demi menyuarakan kebenaran, sementara wakil rakyat justru enak-enakan tidur. Ironi!” pungkasnya.
Kekecewaan publik makin bertambah karena insiden ini dilakukan oleh kader partai besar yang seharusnya menjunjung tinggi integritas. Randa pun mendesak Ketua DPRD, Susanti Dewayani, untuk segera mengambil tindakan tegas. “Kalau memang masih ada harga diri institusi, segera evaluasi. Bahkan kalau perlu lakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap anggota yang hanya mempermalukan lembaga,” ujarnya lantang.
Randa menambahkan, memang wajar manusia merasa lelah, namun seorang wakil rakyat memiliki tanggung jawab moral yang lebih tinggi. Posisi sebagai pejabat publik tidak boleh disamakan dengan masyarakat biasa. “Kalau mau tidur, silakan tidur di rumah, bukan di ruang sidang. Di sini kita bicara integritas, bicara amanah. Jangan main-main dengan kursi rakyat,” katanya dengan nada kecewa.
Ismei menegaskan akan terus mengawal kasus ini agar tidak dianggap sepele. Randa memastikan mahasiswa dan masyarakat akan bersuara lebih keras bila tindakan memalukan seperti ini terulang kembali. “Rakyat sudah terlalu sering dikecewakan. Jangan sampai kursi empuk DPRD terus jadi bantal tidur wakil rakyat. Kami akan berdiri di barisan depan untuk mengingatkan, karena dewan ada bukan untuk dirinya, melainkan untuk rakyat,” tutupnya.