Jakarta, Selektifnews.com – Desakan publik agar lembaga antirasuah KPK menegakkan hukum secara tegas tanpa pandang bulu kembali menggema. Kali ini, giliran ratusan massa yang tergabung dalam Kaukus Muda Anti Korupsi (KAMAKSI) bersama Corruption Investigation Committee (CIC) menggeruduk Gedung Merah Putih KPK, Kamis (4/9/2025).
Mereka menggelar aksi unjuk rasa damai sekaligus melaporkan dugaan praktik korupsi, manipulasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), serta keterlibatan dalam dugaan mafia perkebunan kelapa sawit yang dituding mengarah pada sosok Rudianto Tjen, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Bangka Belitung, yang juga duduk di Komisi I DPR RI.
Desakan di Tengah Krisis Ekonomi
Ketua Umum DPP KAMAKSI, Joko Priyoski, menyampaikan bahwa aksi ini bukan sekadar respons politik, melainkan dorongan moral rakyat yang semakin tercekik di tengah kondisi ekonomi yang sulit.
“Rakyat mengalami penurunan daya beli, pengangguran semakin marak, sementara gaji dan tunjangan anggota DPR justru tetap tinggi.
Ironisnya, ada dugaan sebagian dari mereka justru memperkaya diri dengan cara yang tidak sah. Ini jelas tidak mencerminkan keadilan sosial,” tegas Joko.
Menurutnya, momentum ini harus dijadikan batu loncatan agar parlemen mampu berbenah, sementara KPK tetap konsisten menjalankan mandat konstitusi: memberantas korupsi tanpa pandang bulu.
Aset Janggal, Laporan Tak Sesuai
KAMAKSI menyoroti perbedaan mencolok antara penghasilan resmi Rudianto Tjen sebagai anggota DPR dengan jumlah kekayaan yang dilaporkan ke KPK.
Berdasarkan LHKPN, kekayaan RT tercatat sebesar Rp141 miliar. Namun, menurut investigasi mereka, nilai tersebut jauh dari kenyataan.
“Setelah melakukan penelusuran, kami menemukan bahwa total aset yang dimiliki RT bisa mencapai sekitar Rp3 triliun. Sebagian besar aset ini diduga tidak dicatat atas nama pribadi, melainkan dialihkan melalui berbagai pihak untuk menyamarkan kepemilikan,” jelas Joko.
Sekretaris Jenderal CIC, Jupiter Sembiring, menegaskan hal serupa. Ia menyebut praktik ini sebagai bentuk false report atau laporan palsu, yang jika benar terbukti, jelas melanggar aturan pelaporan LHKPN dan bisa berimplikasi hukum serius.
Dugaan Kepemilikan Aset Fantastis
Dalam laporannya, KAMAKSI dan CIC membeberkan sejumlah aset yang diduga terkait dengan Rudianto Tjen namun tidak tercatat dalam LHKPN:
1. Perkebunan kelapa sawit ± 20.000 hektar di Bukit Layang, Bakam, Puding, Deriji, hingga Kota Waringin (PT Bangka Agro Manunggal & PT Mestika Abadi Sejahtera).
2. Dua pabrik pengolahan kelapa sawit yang beroperasi di Bangka Belitung.
3. Dua kapal isap produksi tambang timah (KIP Bintang Samudera).
4. Sebuah villa dan perkebunan di Kampung Jeruk, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah.
5. Hotel mewah di Belitung.
“Aset sebesar ini jelas mustahil diperoleh hanya dari gaji seorang anggota DPR. Ada dugaan kuat penyalahgunaan jabatan dan praktik korupsi yang harus diusut tuntas,” ujar Jupiter.
Tuntutan Tegas untuk KPK
KAMAKSI dan CIC mendesak KPK agar segera membuka penyelidikan resmi terhadap sumber kekayaan Rudianto Tjen.
Mereka menegaskan, tidak ada pejabat negara, apalagi anggota DPR RI, yang boleh merasa kebal hukum.
“Jika dibiarkan, publik akan terus kehilangan kepercayaan terhadap lembaga perwakilan rakyat. Kami tidak ingin DPR jadi sarang mafia, apalagi mafia sawit dan tambang yang selama ini merugikan bangsa,” kata Joko.
Massa juga menegaskan akan terus melakukan aksi unjuk rasa secara berkala hingga KPK memberikan kepastian langkah hukum.
Simbol Perlawanan Rakyat
Dalam aksinya, massa menggelorakan semangat perlawanan dengan pembacaan “Sumpah Rakyat Indonesia” yang isinya menegaskan komitmen rakyat untuk menolak penindasan, menjunjung keadilan, dan menolak segala bentuk kebohongan dari pejabat negara.
Sumpah ini dibacakan lantang:
Kami rakyat Indonesia bersumpah, bertanah air satu: tanah air tanpa penindasan.
Kami rakyat Indonesia bersumpah, berbangsa satu: bangsa yang gandrung akan keadilan.
Kami rakyat Indonesia bersumpah, berbahasa satu: bahasa tanpa kebohongan.
Usai pembacaan sumpah, massa kompak meneriakkan yel-yel:
“Hidup rakyat Indonesia!”
“Hidup pemuda Indonesia!”
“Tangkap Rudianto Tjen, sekarang juga!”
Konteks Politik dan Komitmen Pemerintah
Aksi ini mendapat perhatian publik karena berlangsung di tengah komitmen Presiden Prabowo Subianto yang berulang kali menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan memberi ruang bagi koruptor.
“Presiden Prabowo sudah menyatakan dengan jelas: tidak ada kompromi terhadap koruptor, sekuat apa pun mereka. Kami rakyat hanya mengingatkan agar janji itu ditegakkan,” pungkas aktivis KAMAKSI.
Tantangan KPK
Kini, bola berada di tangan KPK. Lembaga ini dituntut menunjukkan keberaniannya dalam menindaklanjuti laporan dugaan manipulasi LHKPN dan praktik mafia sawit yang menyeret nama anggota DPR RI.
Publik menanti, apakah KPK akan menegakkan hukum secara adil dan transparan, atau justru kembali terjebak dalam stigma tebang pilih. Bagi rakyat, jawaban ini penting, karena menyangkut kepercayaan terhadap institusi negara yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi. (Juli Ramadhani/KBO Babel)