-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Zulkarnain Aritonang (Ebite) Sindir Penegakan Hukum Karet di Siantar: Kadang Tegas, Kadang Lembek! Apalagi Predator Narkoba

Redaksi
Selasa, 04 November 2025, November 04, 2025 WIB Last Updated 2025-11-04T04:58:22Z

Pematangsiantar, Selektifnews.com  -- Sorotan publik terhadap wajah hukum di Kota Pematangsiantar kembali memanas. Puluhan massa dari Barisan Rakyat Hancurkan Tindakan Ilegal (BARA HATI) turun ke jalan pada Senin (3/11/2025) untuk memprotes vonis ringan terhadap terdakwa kasus narkoba, yang mereka sebut sebagai predator perusak generasi muda.


Aksi berlangsung di depan Kantor Pengadilan Negeri (PN) Siantar, diwarnai orasi lantang dan bentangan spanduk menuntut keadilan.

“Jangan biarkan hukum jadi alat kompromi bagi bandar narkoba! Kami muak dengan vonis ringan yang melecehkan keadilan rakyat!” teriak orator aksi Zulfandi Kusnomo, di tengah kawalan ketat aparat kepolisian.


Desakan massa akhirnya direspons oleh Wakil Ketua PN Siantar, Said Tarmisi, yang menemui langsung perwakilan pengunjuk rasa. Dalam pertemuan tertutup selama hampir satu jam, Said menjelaskan bahwa perkara DJ Tata Nabila Cs sudah naik banding ke Pengadilan Tinggi Medan.

“Kami menghargai aspirasi masyarakat, namun proses hukum masih berjalan di tingkat banding. Pengadilan Negeri tidak lagi berwenang mengubah putusan tersebut,” ujar Said Tarmisi melalui perwakilan BARA HATI kepada wartawan.


Namun, penjelasan tersebut tak mampu meredam kemarahan publik. Ketua Umum BARA HATI, Zulfikar Efendi, menilai vonis ringan bagi pelaku narkoba menunjukkan lemahnya komitmen penegak hukum.

“Vonis ringan untuk bandar narkoba sama saja menepuk bahu kejahatan. Narkoba bukan sekadar pelanggaran hukum — ini kejahatan kemanusiaan! Anak muda hancur, keluarga hancur, tapi pelaku malah dimanjakan,” tegas Zulfikar.


Ebite: “Penegakan Hukum di Siantar Ibarat Karet”

Dukungan moral terhadap aksi BARA HATI juga datang dari kalangan pers. Zulkarnain Aritonang, jurnalis senior yang dikenal dengan nama Ebite, menilai penegakan hukum di Siantar seperti “karet” — bisa ditarik dan dilepas sesuka arah angin.


“Penegakan hukum di Siantar ini ibarat karet — kadang tegas, kadang lembek. Kasus narkoba jelas-jelas perusak kehidupan. Pelaku narkoba adalah predator yang seharusnya dibuat jera dengan hukuman berat, bukan malah bisa tertawa di ruang sidang. Kalau begini terus, di mana marwah hukum kota ini?” ujarnya dengan nada tegas.


Ebite juga menambahkan kritik tajam terhadap realitas sosial di lapangan.

“Faktanya, narkoba sudah dikonsumsi berbagai kalangan — dari remaja, orang dewasa, hingga sebagian oknum aparat penegak hukum dan birokrasi. Kalau sudah begini, rusak semuanya. Tobatlah kalian semua, apalagi para predator narkoba!” seru Ebite.


Dukung Jaksa Ester, Simbol Ketegasan Hukum

Tak berhenti di situ, Ebite juga menyatakan dukungan terbuka kepada Jaksa Ester Lauren Putri Harianja, S.H., yang berani mengajukan banding atas putusan ringan kasus narkoba.

“Saya mendukung seratus persen langkah Jaksa Ester. Jaksa seperti inilah yang harus kita dukung — berani, tegas, dan memberi contoh yang baik. Langkah banding yang dilakukan Jaksa Ester adalah tamparan keras bagi oknum penegak hukum yang masih bermain dengan perkara dan keadilan. Semua aparat hukum di Siantar seharusnya mencontoh sikap beliau,” tegas Ebite.


Lebih jauh, Ebite juga menyoroti polemik tempat hiburan malam (THM) yang diduga beroperasi tanpa izin resmi namun tetap dibiarkan.

“Pertanyaannya, bagaimana tempat hiburan malam bisa berdiri kalau tak ada izin resmi? Kalau memang ada, siapa yang berani keluarkan? Pemko Siantar harus jujur — jangan cuma gagah di depan kamera, tapi lemah di lapangan,” tambahnya.


BARA HATI Kawal Keadilan untuk Siantar Bermartabat

Aksi BARA HATI hari itu tidak hanya menyasar pengadilan. Massa juga berunjuk rasa di Kantor Wali Kota dan Kejaksaan Negeri Siantar, menyoroti dugaan pembiaran terhadap praktik ilegal di sektor hiburan malam yang diduga menjadi tempat peredaran narkoba.


Di Kejaksaan, massa memberi dukungan moral kepada Jaksa Ester Lauren Putri Harianja, yang dinilai berani menentang arus dengan sikap profesional dan berintegritas.

“Jaksa Ester adalah simbol integritas yang mulai langka di negeri ini,” seru Zulfandi di tengah aksi.


Aksi damai ditutup dengan doa bersama dan penandatanganan spanduk besar bertuliskan “Rakyat Kawal Keadilan untuk Siantar Bermartabat.”

Namun di balik aksi itu, tersimpan pesan keras: rakyat mulai muak dengan wajah hukum yang bisa dibeli dan diarahkan (penegakan hukum karet).

“Kalau hukum masih bisa ditawar, maka rakyatlah yang akan menjadi hakim,” tutup Zulfikar Efendi, disambut tepuk tangan gemuruh massa.


Catatan Redaksi (JAPOSCO)

Aksi BARA HATI dan komentar keras dari jurnalis Zulkarnain Aritonang (Ebite) menjadi refleksi pahit tentang carut-marut penegakan hukum di Pematangsiantar.

Ketika vonis menjadi kompromi dan keadilan kehilangan taring, publik berhak bertanya:

Untuk siapa sebenarnya hukum ditegakkan — rakyat, atau kepentingan tertentu?( ..)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+