-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Tingginya Curah Hujan Lumpuhkan Akses Transportasi di Bener Meriah, Banjir Bandang dan Longsor Meluas

Redaksi
Senin, 01 Desember 2025, Desember 01, 2025 WIB Last Updated 2025-12-01T04:08:18Z


BENER MERIAH, SELEKTIFNEWS.COM – Tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Bener Meriah selama beberapa hari terakhir menyebabkan bencana alam banjir bandang dan tanah longsor yang melanda hampir seluruh kecamatan di wilayah tersebut. Kondisi ini membuat akses transportasi lumpuh total dan memutuskan hubungan antarwilayah, sehingga aktivitas warga terhenti sejak tiga hari terakhir. Hingga Minggu, 30 November 2025, situasi belum menunjukkan tanda-tanda membaik.


Banjir bandang dan longsor yang terjadi secara bersamaan mengakibatkan ribuan warga terisolir dan kesulitan mendapatkan bantuan. Seluruh akses jalan penghubung antarkecamatan dilaporkan rusak parah, tertutup material longsor, maupun terputus akibat jembatan ambruk. Kondisi ini menyulitkan proses evakuasi korban serta pendistribusian logistik ke wilayah terdampak.



“Sulitnya evakuasi korban saat ini, karena seluruh akses jalan menuju lokasi terputus total. Petugas yang sudah kita terjunkan sedang berupaya mengevakuasi korban dengan cara manual karena tidak dapat dijangkau oleh kendaraan,” ujar Dandim 0119/BM Letkol Inf Ahmad Fauzi dalam keterangan resminya.


Letkol Inf Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah kecamatan di Bener Meriah terdampak bencana. Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, dan berbagai instansi lainnya telah dikerahkan ke lokasi-lokasi bencana. Namun medan yang ekstrem dan terisolir membuat penanganan menjadi sangat terbatas dan membutuhkan waktu lebih lama dari kondisi normal.



Menurut Dandim, jalan lintas Takengon–Bireuen masih lumpuh total. Sementara itu, jalur alternatif lewat KKA dari Bener Meriah menuju Lhokseumawe juga terputus. Warga yang terpaksa harus berpindah tempat kini hanya dapat menggunakan jalur terobosan melalui hutan dan aliran sungai dengan berjalan kaki, karena kendaraan tidak dapat melintas sama sekali.


Data sementara pascabencana menunjukkan kerusakan yang sangat besar. Tercatat 45 jembatan terputus, 21 ruas jalan hancur, serta 39 titik longsor tersebar di berbagai wilayah. Selain itu, terdapat 27 titik banjir dengan ketinggian air bervariasi, yang semakin memperparah kondisi darurat di Kabupaten Bener Meriah.


“Sampai saat ini jumlah korban yang sudah kita data berjumlah 26 orang, sedangkan jumlah orang hilang mencapai 31 orang. Pendataan masih terus dilakukan di lapangan,” tambah Dandim 0119/BM. Petugas terus berupaya menelusuri wilayah terdampak untuk memastikan jumlah korban secara akurat.


Adapun jumlah pengungsi dan warga terisolir di 10 kecamatan di Bener Meriah juga terus bertambah. Di Kecamatan Pintu Rime Gayo tercatat 1.348 pengungsi dan 16.897 warga terisolir. Kecamatan Timang Gajah 1.158 pengungsi dan 22.023 terisolir. Kecamatan Gajah Putih 207 pengungsi dan 10.396 terisolir. Kecamatan Wih Pesam 2.614 pengungsi dan 26.211 terisolir. Kecamatan Bukit 1.013 pengungsi dan 32.645 terisolir. Kecamatan Bandar 102 pengungsi dan 31.026 terisolir. Kecamatan Bener Kelipah 5.785 terisolir. Kecamatan Permata 23.815 pengungsi dan 20.006 terisolir. Kecamatan Mesidah 6.104 pengungsi dan 6.116 terisolir. Sementara Kecamatan Syah Utama mencatat 1.320 pengungsi dan 2.412 warga terisolir.


Situasi darurat ini masih terus dipantau oleh pihak berwenang, dan upaya penanganan bencana dilakukan secara intensif. Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti arahan aparat mengingat curah hujan masih berpotensi tinggi di wilayah Bener Meriah.


Sumber: Kodim 0119/Bener Meriah 

Komentar

Tampilkan

Terkini