![]() |
Keterangan Gambar : (Kanan) Dirut PTPN IV, Jatmiko K Santosa, (Kiri) Dennis Nichova Manager Kebun Pabatu PTPN IV screenshot video dikutip dari akun tiktok PT.Perkebunan Nusantara IV |
Serdang Bedagai, Selektifnews.com — Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo, Jatmiko Krisna Santosa, didesak untuk mengevaluasi kinerja sekaligus mempertimbangkan pencopotan Dennis Nichova dari jabatannya sebagai Manajer Unit Kebun Pabatu, Distrik 3 Regional 2. Desakan itu datang dari Ketua DPC Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Kota Tebing Tinggi, Tugiaman Saragih alias Togi, yang didampingi Irlan Jaya Situmorang selaku pimpinan media online dan aktivis LSM, pada Sabtu (26/7/25).
Togi menyebutkan, permintaan tersebut bukan tanpa alasan. Ia menilai kinerja Dennis Nichova selama ini jauh dari harapan dan bahkan dinilai gagal dalam mengelola manajemen kebun yang merupakan bagian dari perusahaan milik negara (BUMN) tersebut. Sejumlah temuan di lapangan menunjukkan bahwa pengelolaan Kebun Pabatu saat ini sangat memprihatinkan dan bisa berdampak pada kerugian besar bagi Holding PTPN III, khususnya subholding PTPN IV PalmCo.
Berdasarkan pantauan media dan hasil investigasi di lapangan, terungkap bahwa areal Afdeling 3 Kebun Pabatu terlihat terlantar. Tanaman kelapa sawit tampak tidak terawat, pelepah pohon tidak dipangkas, gulma tumbuh liar, hingga bibit sawit tumbuh liar di bawah pohon induk. Lebih memprihatinkan lagi, tandan buah segar (TBS) terlihat tertinggal membusuk di lapangan dan berondolan dibiarkan berserakan tanpa dikutip, menunjukkan lemahnya pengawasan dan manajemen kerja.
Padahal, menurut informasi, anggaran untuk perawatan dan pemeliharaan tanaman secara rutin tetap dikucurkan oleh PTPN IV kepada Unit Kebun Pabatu. Namun penggunaan anggaran tersebut patut dipertanyakan karena hasilnya tidak terlihat di lapangan. Kondisi ini mengindikasikan adanya dugaan penyimpangan atau pembiaran yang dilakukan oleh pihak manajemen unit, dalam hal ini Dennis Nichova selaku manajer dan Hendra Jusanda selaku Asisten Kepala (APK).
Masalah lain juga mencuat dari sektor pengangkutan TBS. Diduga vendor pengangkut TBS menggunakan solar subsidi dan tidak memenuhi standar kerja yang ditetapkan, seperti tidak memasang jaring pengaman, tidak menggunakan APD, serta memuat TBS melebihi kapasitas tonase yang diperbolehkan. Bahkan, beberapa truk pengangkut dinilai tidak layak jalan dan dapat merusak jalan kebun. Dugaan ini semakin diperkuat karena tidak adanya pengawasan yang ketat dari pihak manajemen kebun terhadap vendor.
Pihak media telah berusaha mengonfirmasi hal ini kepada Dennis Nichova dan Hendra Jusanda. Meskipun sempat memberikan jawaban normatif sebelumnya, hingga berita ini ditayangkan, keduanya tidak lagi merespons upaya konfirmasi lanjutan. Nomor WhatsApp awak media bahkan diblokir, menunjukkan indikasi bahwa pihak manajemen tidak terbuka dan cenderung menghindar dari pertanggungjawaban publik.
Sebagai perusahaan BUMN, PTPN IV semestinya menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan kebun serta anggaran negara. Ketertutupan yang ditunjukkan oleh Dennis Nichova dan Hendra Jusanda justru menambah kecurigaan publik atas dugaan kegagalan manajemen dan potensi penyimpangan anggaran. Oleh karena itu, desakan untuk mencopot Dennis Nichova dinilai sebagai langkah tegas untuk memulihkan kinerja dan citra perusahaan di mata masyarakat.
(Hingga berita ini diterbitkan, upaya konfirmasi kepada Dennis Nichova dan Hendra Jusanda terus dilakukan dalam waktu dan hari yang berbeda, namun belum juga mendapat tanggapan. Redaksi Selektifnews.com akan terus memantau perkembangan kasus ini).
(Tim Selektifnews)