Tebingtinggi, Selektifnews.com – Putera-puteri terbaik asal Kota Tebing Tinggi kembali mengharumkan nama daerah dengan meraih sejumlah prestasi membanggakan di ajang Pemilihan Putra Putri Sumatera Utara 2025 yang digelar di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara. Kompetisi ini menjadi ajang pencarian duta generasi muda terbaik yang siap menjadi wajah dan suara Sumatera Utara di tingkat nasional.
Dalam kategori dewasa, Aji Nugroho tampil gemilang dan sukses menyabet Juara 1 Putra Dewasa. Kemenangan ini menjadikannya wakil resmi Provinsi Sumatera Utara untuk bertarung di ajang nasional Putera Puteri Pariwisata Nusantara Indonesia yang dijadwalkan berlangsung di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 16 Agustus 2025 mendatang.
Sementara itu, dalam kategori remaja, prestasi tak kalah cemerlang ditorehkan para pelajar dari Tebing Tinggi. Rafiqi Handoko, siswa SMAN 1 Tebing Tinggi, berhasil meraih gelar Mister Grand Teen Tourism Sumut 2025. Sedangkan Felicia Rynolie dari SMA Swasta K.F. Tandean dinobatkan sebagai Miss Grand Teen Tourism Sumut 2025. Kedua remaja berprestasi ini akan mewakili Sumatera Utara di ajang nasional Mister & Miss Grand Tourism Indonesia pada Januari 2026 mendatang.
Tak hanya itu, M. Aqram Akmal Daulay, pelajar SMAN 4 Tebing Tinggi, juga menunjukkan taringnya dengan meraih Juara 2 dan menyandang gelar Mister Youth Sumatera Utara 2025. Selain para pemenang utama, empat finalis asal Tebing Tinggi lainnya yakni Dzaki Khairi, Qasia Rahmadani, Miza Aina Balqis, dan Diva Triasuara juga berhasil masuk ke dalam Top 10 Finalis, membuktikan dominasi bakat muda kota ini di ajang provinsi tersebut.
Ironisnya, di tengah prestasi yang membanggakan ini, terungkap bahwa seluruh peserta dari Tebing Tinggi mengikuti ajang ini dengan biaya pribadi. Tidak ada dukungan finansial maupun logistik dari Pemerintah Kota, padahal ajang ini jelas membawa nama baik daerah ke tingkat yang lebih tinggi. Biaya karantina, akomodasi, wardrobe, dan persiapan teknis lainnya harus ditanggung secara swadaya oleh para peserta dan keluarganya masing-masing.
Padahal, kompetisi ini bukanlah ajang kecantikan semata. Para peserta dinilai berdasarkan wawasan budaya, pemahaman tentang pariwisata, kecakapan berbahasa, hingga jiwa kepemimpinan dan kemampuan berbicara di depan publik. Semua elemen itu penting dalam mencetak duta daerah yang mampu mempromosikan potensi lokal secara profesional dan berwawasan luas.
Lebih dari sekadar kontes, kegiatan ini juga menjadi sarana pembinaan karakter generasi muda. Dengan pembekalan selama karantina dan pelatihan intensif, ajang ini membantu anak-anak muda terhindar dari pengaruh negatif seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba. Sayangnya, kurangnya perhatian pemerintah dapat menjadi hambatan serius dalam pengembangan potensi anak-anak muda di daerah.
Sudah seharusnya pencapaian luar biasa ini menjadi momentum refleksi bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Generasi muda yang berprestasi harus didukung secara nyata, bukan hanya dengan ucapan selamat di media sosial. Kehadiran dan keterlibatan aktif pemerintah dalam mendukung potensi anak muda menjadi kunci membangun sumber daya manusia unggul yang siap membawa kota ini ke arah yang lebih maju.
(Endrasyah)