OKI – SELEKTIFNEWS.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya meningkatkan kualitas gizi peserta didik kembali menuai sorotan tajam. Kasus terbaru datang dari SD Negeri 12 Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), setelah sejumlah siswa mendapatkan menu makanan dalam kondisi basi dan tidak layak konsumsi.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, insiden itu terjadi pada Kamis (11/9/2025). Menu yang dibagikan kepada siswa SDN 12 Kayuagung ditemukan bermasalah, mulai dari nasi yang sudah basi hingga sayur selada yang berulat. Kondisi tersebut sontak menimbulkan keresahan di kalangan orang tua murid yang khawatir akan keselamatan putra-putri mereka.
Kepala SDN 12 Kayuagung yang dikonfirmasi awak media beberapa hari setelah kejadian membenarkan hal tersebut. Ia mengakui memang terdapat makanan yang tidak layak konsumsi pada hari itu. “Benar, pada Kamis tanggal 11 September lalu, ada menu nasi yang basi dan ditemukan ulat pada sayur selada. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi karena program MBG sudah memiliki mekanisme pengawasan ketat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, pihak sekolah menegaskan bahwa kualitas makanan dalam program MBG sangatlah krusial, mengingat konsumennya adalah anak-anak usia sekolah yang rentan terhadap penyakit akibat makanan tercemar. “Program ini kan tujuannya mulia, untuk mendukung tumbuh kembang siswa melalui makanan bergizi. Kalau sampai yang diberikan basi, justru bisa menimbulkan dampak negatif,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, program MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto. Melalui program ini, siswa di berbagai daerah mendapatkan makanan sehat secara gratis setiap hari sekolah. Namun, kasus seperti yang terjadi di SDN 12 Kayuagung menjadi bukti lemahnya pengawasan dalam distribusi makanan.
Ketika dikonfirmasi terkait persoalan ini, pihak penyedia makanan dari SPPI Dapur MBG Kutaraya 1 tidak memberikan jawaban yang jelas. Awak media yang mencoba meminta klarifikasi hanya mendapat respons menghindar. Sikap bungkam ini dinilai semakin memperkuat dugaan adanya kelalaian dalam penyediaan menu MBG.
Para orang tua siswa mendesak agar pemerintah daerah dan pihak terkait segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh. Mereka menuntut agar penyedia makanan diberikan sanksi tegas agar kejadian serupa tidak terulang. “Kalau seperti ini dibiarkan, kasihan anak-anak kami. Bukannya sehat, malah bisa sakit,” keluh seorang wali murid yang enggan disebut namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah tegas dari pihak Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan Kabupaten OKI terkait insiden tersebut. Masyarakat berharap kasus ini menjadi perhatian serius pemerintah agar program MBG benar-benar sesuai tujuan awal, yakni meningkatkan gizi anak bangsa, bukan sebaliknya menimbulkan masalah kesehatan. (Slm/Forwaki)