-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Oknum Polisi Arogan Diduga Ancam dan Permalukan Janda Penjual Mie Pecel di RSUD Kumpulan Pane, Warga Desak Kapolres Tegas Bertindak

Redaksi
Jumat, 31 Oktober 2025, Oktober 31, 2025 WIB Last Updated 2025-10-31T00:28:55Z
Foto ilustrasi 


Tebingtinggi, Selektifnews.com — Tindakan arogan oknum polisi yang diperbantukan sebagai Komandan Regu (Danru) keamanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kumpulan Pane Tebingtinggi menuai kecaman. Oknum berinisial AS diduga mengancam dan mempermalukan seorang janda pedagang mie pecel yang telah bertahun-tahun berjualan di lingkungan rumah sakit tersebut. Peristiwa ini terjadi di area ruang tunggu pengambilan obat pada Selasa (28/10/2025) dan kembali terulang Kamis (30/10/2025).


Menurut keterangan warga dan sejumlah saksi mata, oknum polisi AS awalnya melarang pedagang tersebut berjualan di area tunggu pasien dengan nada tinggi dan sikap kasar. Padahal, lokasi tempat pedagang bernama M alias Nan berjualan berada di luar gedung induk rumah sakit, tepatnya di area terbuka yang kerap digunakan pengunjung untuk menunggu antrean pengambilan obat. Tindakan AS itu sontak menarik perhatian pengunjung yang merasa prihatin atas perlakuan tidak pantas tersebut.


Dalam pengakuannya kepada awak media, M alias Nan menuturkan dengan nada sedih bahwa AS datang menghampirinya sambil membentak dan mengeluarkan kata-kata ancaman. “Dia bilang, kalau besok aku jualan lagi, daganganku akan dia injak dan buang. Dia juga bilang ke orang-orang jangan beli mie pecelku karena katanya tidak steril dan bisa menambah penyakit,” ujar Nan menirukan ucapan sang oknum dengan mata berkaca-kaca.


Lebih lanjut, Nan menegaskan bahwa dirinya sudah berjualan mie pecel di area RSUD Kumpulan Pane selama lebih dari sepuluh tahun tanpa pernah ada keluhan dari pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Bahkan, sejumlah pegawai rumah sakit, termasuk dokter dan perawat, kerap menjadi pelanggan tetapnya. “Selama ini tidak pernah ada yang bilang mie pecel saya bikin sakit. Saya hanya mencari nafkah halal untuk anak saya,” tambahnya lirih.


Tindakan yang dilakukan oknum polisi AS tersebut dinilai sangat tidak pantas dan mencoreng citra institusi kepolisian yang saat ini tengah berupaya memperbaiki kepercayaan publik. Beberapa warga yang menyaksikan kejadian itu juga menilai sikap arogan tersebut tidak mencerminkan perilaku seorang aparat penegak hukum yang seharusnya melindungi masyarakat, bukan menindas rakyat kecil yang berjuang mencari nafkah.


Sejumlah pengunjung rumah sakit bahkan menyatakan kecewa terhadap manajemen RSUD Kumpulan Pane yang terkesan membiarkan tindakan tersebut. “Kalau pun ada aturan soal kebersihan, seharusnya disampaikan dengan baik, bukan dengan ancaman dan hinaan. Apalagi ini menyangkut rezeki orang,” ujar salah satu pengunjung yang enggan disebut namanya.


Atas kejadian ini, masyarakat berharap Wali Kota Tebingtinggi H. Iman Irdian Saragih, SE dan Kapolres Tebingtinggi AKBP Drs. Simon Paulus Sinulingga, SH segera turun tangan mengevaluasi penempatan oknum polisi AS di RSUD Kumpulan Pane. Sikap seperti itu dinilai dapat menjadi preseden buruk dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat jika tidak segera ditindak secara tegas.


Kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh aparat keamanan yang bertugas di fasilitas publik agar menjunjung tinggi etika, empati, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas. Masyarakat kecil yang berjuang dengan cara halal semestinya mendapat perlindungan dan rasa hormat, bukan intimidasi atau perlakuan memalukan yang menodai nilai kemanusiaan.


Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+