-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Tak Bosan-Bosan Masyarakat Mengantre BBM di Tebing Tinggi, Penjual Ketengan Merajalela

Redaksi
Kamis, 04 Desember 2025, Desember 04, 2025 WIB Last Updated 2025-12-04T11:27:53Z

 


Tebingtinggi, Selektifnews.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali melanda Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara. Di SPBU 142061124, antrean panjang kendaraan roda dua, tiga, hingga roda empat tampak mengular di sepanjang bahu Jalan Profesor H.M. Yamin SH, Kelurahan Tanjung Marulak Hilir, Kecamatan Rambutan, Kamis (4/12/2025) pukul 14.00 WIB. Panjang antrean diperkirakan mencapai 500 meter, membuat arus lalu lintas tersendat dan situasi semakin semrawut.


Pantauan wartawan idisionline.com di lokasi memperlihatkan antrean kendaraan roda empat dan roda enam hingga berlapis dua jalur. Kondisi ini bukan hanya terjadi di satu titik, tetapi hampir seluruh SPBU yang beroperasi di Kota Tebing Tinggi mengalami antrean serupa. Antusiasme masyarakat yang berharap BBM segera tersedia membuat suasana semakin padat.



Saat dikonfirmasi, mandor SPBU 142061124 menjelaskan bahwa stok BBM sebenarnya telah habis sejak siang hari. Namun banyak warga tetap bersikeras bertahan dalam antrean. “BBM sudah habis bang, tapi masyarakat tetap ngotot mau antre. Kami pun bingung, padahal sudah kami tulis di plang pemberitahuan. Kami juga belum tahu pasti jam berapa truk tangki masuk, mungkin sekitar pukul 19.00 WIB, tapi itu pun belum bisa dipastikan,” ujarnya.


Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya konsumen yang bolak-balik mengisi BBM, mandor SPBU menyebut pihaknya sulit memantau karena situasi sangat padat. “Begitu tangki masuk, langsung diserbu ribuan orang yang mengantri. Jadi sulit sekali memastikan siapa yang isi berulang kali,” tambahnya.



Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa jatah pengisian untuk sepeda motor dibatasi maksimal Rp50.000, sementara mobil dengan barcode bisa mengisi hingga Rp200.000. Bagi kendaraan yang tidak memiliki barcode, pembelian dibatasi hanya Rp100.000.


Supriadi, salah seorang warga pengguna mobil roda empat, mengaku telah mengantre sejak pukul 13.00 WIB untuk mendapatkan Pertalite. “Sampai sekarang belum ada mobil tangki masuk, padahal kami sudah nunggu dari tadi. Susah benar dapat BBM hari ini,” keluhnya.


Ia juga mengungkapkan bahwa informasi pemerintah mengenai ketersediaan BBM tidak sesuai dengan realita di lapangan. “Katanya BBM sudah normal, itu yang saya baca di media sosial. Tapi buktinya tidak seperti pemberitahuan itu. Kami masyarakat hanya bisa kecewa,” tuturnya.


Kelangkaan BBM ini memicu maraknya penjual ketengan yang berjualan di pinggir jalan. Mereka menjual BBM dengan harga jauh di atas standar, memanfaatkan situasi darurat masyarakat. Ironisnya, BBM ketengan tersebut dapat dijual terus-menerus tanpa pembatasan, sementara pembelian resmi di SPBU justru harus menggunakan barcode dan dibatasi nominalnya.


Masyarakat berharap pemerintah dan aparat penegak hukum segera turun tangan untuk mengatasi kelangkaan BBM ini serta menindak oknum-oknum yang memanfaatkan situasi. “Sudah tidak layak kalau penjual ketengan bisa untung sampai 100%, sementara kami harus antre berjam-jam hanya untuk dapat BBM. Pemerintah harus bertindak tegas,” tegas warga dengan penuh harap.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+