-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Diperlakukan Tidak Layak di Acara HUT Kemerdekaan RI ke-80, Veteran di Kota Tebingtinggi Kecewa

Redaksi
Senin, 18 Agustus 2025, Agustus 18, 2025 WIB Last Updated 2025-08-18T11:06:08Z

 

Ketua LVRI Kota Tebingtinggi Chasidanis Chatie kecewa saat memperingati HUT RI ke 80

Tebingtinggi, Selektifnews.com – Bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa para pahlawannya. Ungkapan yang kerap dikaitkan dengan Bung Karno, Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia ini, kembali terasa relevan ketika melihat bagaimana perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-80 di Kota Tebingtinggi justru menyisakan luka bagi para pejuang bangsa. Kemerdekaan yang dirasakan hari ini tidak terlepas dari pengorbanan para veteran yang rela mempertaruhkan nyawa, namun di lapangan Sri Mersing, Minggu (17/8/2025), para veteran justru diperlakukan dengan cara yang dianggap tidak pantas.


Kekecewaan mendalam itu disampaikan oleh Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Tebingtinggi yang diketuai Ibu Chasidanis Chatie, 94 tahun. Dalam acara yang seharusnya menjadi momen penghormatan bagi mereka, justru muncul perlakuan yang dianggap merendahkan martabat veteran. Mulai dari undangan yang hanya berupa amplop berisikan kertas HVS, tempat duduk yang diletakkan di barisan belakang, hingga tidak adanya transportasi yang disediakan saat berpindah lokasi acara.


Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Tebingtinggi, Bung Frans Sinaga SE, yang turut mendampingi LVRI, menilai perlakuan panitia dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Tebingtinggi sangat menyakitkan. “Undangan yang diberikan kepada LVRI hanya berupa kertas HVS, sementara untuk Ormas atau OKP lain berbentuk kartu undangan resmi. Ini sudah menunjukkan bagaimana kurangnya penghargaan mereka kepada pejuang kemerdekaan,” ujarnya dengan nada kesal.


Lebih jauh, Bung Frans juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap posisi tempat duduk yang diberikan untuk para veteran, khususnya Ketua LVRI yang sudah berusia lanjut. Menurutnya, dalam perayaan kenegaraan seperti HUT Kemerdekaan maupun Hari Pahlawan, sudah menjadi ketetapan bahwa veteran ditempatkan di barisan depan sebagai bentuk penghormatan. “Mirisnya, di sini justru mereka ditempatkan di barisan belakang Forkopimda. Ini bentuk pelecehan terhadap jasa mereka,” tegasnya.


Tidak hanya soal undangan dan tempat duduk, permasalahan juga muncul ketika acara di lapangan selesai dan tamu undangan diarahkan ke kediaman Wali Kota Tebingtinggi. Panitia, menurut Frans, hanya menyuruh para veteran menuju lokasi tanpa menyediakan transportasi, padahal Ketua LVRI yang sudah sepuh berusia 94 tahun jelas membutuhkan perhatian khusus. “Ini membuktikan panitia tidak punya hati nurani. Veteran yang sudah tua masih harus berjalan sendiri tanpa disiapkan kendaraan. Ini bentuk tidak menghargai perjuangan mereka,” tambahnya.


Atas kejadian ini, Bung Frans menegaskan akan menyampaikan protes resmi kepada panitia penyelenggara dan Wali Kota Tebingtinggi. Ia menilai perlakuan seperti ini tidak boleh terulang lagi di masa depan. “Nanti akan kita tanyakan langsung ke panitia, apakah mereka tidak paham, atau memang ada unsur kesengajaan. Kami akan desak Wali Kota agar mengevaluasi kinerja Kesbangpolinmas maupun panitia yang terlibat. Jangan sampai kelalaian bawahan justru mencoreng nama baik pimpinan,” katanya penuh emosi.


Hingga berita ini diturunkan, pihak Kesbangpolinmas Kota Tebingtinggi belum memberikan keterangan resmi. Kabid Kesbangpolinmas, Zulfadli Matondang, yang dikonfirmasi wartawan melalui aplikasi WhatsApp, tidak memberikan jawaban. Kondisi ini semakin memperkuat rasa kecewa para veteran dan keluarga besar PPM atas perlakuan yang mereka anggap tidak pantas.


Kisah ini menjadi tamparan keras bagi Pemerintah Kota Tebingtinggi agar lebih bijak dan peka dalam menyelenggarakan acara kenegaraan. Veteran bukan sekadar tamu undangan, tetapi simbol nyata perjuangan bangsa yang harus dihormati dengan penuh penghargaan. Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80 seharusnya menjadi momen syukur sekaligus penghormatan, bukan malah melukai hati mereka yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+